Entri Populer

Senin, 25 Juli 2011

Girl You Don’t Know That You’r So “Beautiful”

Tulisan ini di buat waktu mendengarkan lagunya Akon “Beautiful” yang akhirnya mengispirasikan untuk membuat tulisan ini. Beautiful atau cantik dalam terjemahan bebasnya, biasanya adalah kata yang dilekatkan pada seseorang, biasanya di sandarkan pada perempuan, mungkin karena kata ini lebih bersifat feminis. Mungkin. Sebab belum pernah saya mendengar ada beautiful men, he he, tapi kalau “a beautiful mind” saya kenal betul.
Sebenarnya, kalau menurut pendapat saya sendiri yang bukan siapa-siapa ini, setiap perempuan mempunyai “kecantikan” tersendiri dalam dirinya. Kecantikan yang menurut istilah baratnya “inner beauty” atau mungkin dalam bahasa daerah kita adalah perempuan yang “tahu di alu jo patuik” yaitu seorang perempuan yang mampu menempatkan dirinya sesuai dengan keadaan yang ada di sekitarnya tanpa kehilangan jati dirinya sendiri.
Kenapa “kehilangan” jati diri ini menjadi penting bagi seorang “beautiful girl”? sebab jika seorang perempuan tersebut “mencelupkan” dirinya terlalu dalam pada lingkungan yang sebenarnya bukan di siapkan secara menyeluruh untuknya, maka dia akan merasa kehilangan dirinya, yang dalam bahasa keren, pada akhirnya dia akan merasa bahwa dia “teralienisasi’ dari lingkungannya sendiri.
Perasaan teralienisasi ini terjadi sebagai akibat interaksi sosial dia dengan masyarakatnya yang tentu saja berbeda arah pandangan atau paradigma dengan dirinya. Dengan begitu seorang perempuan yang teralienisasi tersebut secara perlahan akan tersingkir dari lingkungan sosialnya. Itulah semacam proses interaksi sosial yang mungkin sangat sering terjadi jika para pihak perempuan mencoba untuk menuntut “persamaan” hak dalam segala hal dengan kaum pria (catat “hak” bukan “kewajiban”, jadi “kewajiban” tetap menjadi milik abadi kaum pria).
Nah, hal diatas adalah masalah umum yang terjadi saat sekarang ini dan masih dalam proses perdebatan panjang, dan sebaiknya kita tidak pula harus ikut-ikutan dalam memperdebatkan hal itu. Sebab, menurut saya akan percuma.
Jadi sebenarnya banyak perempuan yang menurut saya kehilangan jati dirinya, atau menurut spekulasi saya, sekarang boleh dikatakan bahwa untuk daerah perkotaan hampir seluruh perempuan mengalami “alienisasi” terhadap dirinya sendiri. Mereka umumnya merasa asing dengan kodratnya sebagai seorang perempuan. Mereka merasa bahwa semenjak mereka dilahirkan sampai nanti meninggal mereka berada di “penjara”, dimana setiap gerak mereka akan di perhatikan dan di batasi oleh tembok-tembok dingin dan keras yang tak mungkin untuk mereka rubuhkan. Dan, setiap kali mereka berusaha untuk keluar dari kurungan itu selalu saja mereka di salahkan dan lagi-lagi mereka harus rela dengan terpaksa untuk mendekam di “penjara” tersebut.
Dan adalah di Indonesia ini seorang pahlawan bagi para perempuan. Yang suratnya tenar ke Manca Negara, suratnya yang terkenal itu adalah “habis gelap terbitlah terang” dan perempuan yang menjadi idola itu adalah R.A Kartini.
Kartini kalau tidak salah saya baca dalam surat-suratnya, bukanlah gambaran dari perempuan-perempuan yang teralienisasi dari dirinya sendiri dan dari lingkungannya. Apa sebab? Karena kartini tahu  siapa dirinya dan mau melakukan sesuatu untuk lingkungan sekitarnya, walau pada waktu itu pikirannya mungkin dianggap “tabu”.
Dan lagi, kesalahan banyak perempuan di negri ini seperti yang saya perhatikan di media massa baik elektronik maupun yang tidak dan berdasarkan observasi subjektif di lingkungan sendiri. Perempuan umumnya mempunyai masalah dengan penampilan “fisik” mereka. Sehingga mereka cendrung untuk mengikuti arah selera pasar. Maka tidak salah kalau para ahli psikolog dan marketing mengatakan bahwa perempuan umumnya mengambil keputusan dengan menggunakan “emosional” sedang pria kebalikannya. Bahkan para marketing menggunakan banyak kata “pujian” untuk mendapatkan “hati” konsumennya, tujuannya agar mereka tertarik secara emosi dan jikalau emosi sudah meraja anggab saja rasio sebagai babu, sebaik dan sebagus apapun yang disampaikannya tidak akan ada artinya bagi sang maha raja.
Penampilan fisik menjadi arah tujuan utama, padahal manusia menurut kata para ahli terdiri atas dua bagian yaitu fisik dan non fisik (jiwa). Bukannya saya tidak meyetujui pentingnya tampilan fisik, atau wajah yang menarik, bukan. Tapi, saya ingin menekankan bahwa para perempuan sekarang sering terjebak dengan jaring fisik, mulai dari benang-benang pedi cure, medi cure, rebonding, spa, salon, skin cleaning, dll. Dan lupa untuk membenahi rumah jiwanya sehingga hanya mempunyai pondasi yang rapuh dan hasil seadanya.  
Padahal kalau saja ada interaksi yang menyeluruh dari dimensi fisik dan non fisik ini tentusaja dengan kesadaran diri penuh dari perempuan itu sendiri maka alienisasi akan terdeterminasi dengan sendirinya, hapus bersama dentang waktu.
Dan jika hal itu terjadi mungkin para pria akan berkata “When I see you, I run out of words to say, I wouldn't leave you, Cause you're that type of girl to make me stay”. Akan ada daya “sihir” yang menarik para pria tersebut kepada perempuan yang “terinteraksi” tersebut dan sangat mungkin pada akhirnya para pria tersebut akan melakukan “pemujaan” tertentu seperti yang di nyanyikan James Blunt :
You’re beautiful
You’re beautiful
You’re beautiful  it’s true
There must be an angel with a smile on her face
when she thought up that I should be with you.
But it’s to time face the truth,
cause I'll never be with you    
Yup, untuk kata penutup, sudah seharusnya para perempuan sekarang untuk mulai menyadari bahwa mereka adalah sebuah pribadi menarik, walaupun tanpa balutan kosmetik, dan pakaian serta barang ber-merek. Seperti yang di katakan oleh Akon “  Girl I don't  wanna bother  you,'Cause you're independent  and you got my attention, Girl I just wanna show you, That I love what you are doing”.
Dan sebagai salam terakhir, mudah-mudahan nga’ ada yang marah, sebab tulisan ini Cuma timbunan “toxid” bacaan yang sudah ingin keluar dari kotak memori yang terbatas, jadi bahasannya agak idealis-imajinatif-funnies-dan sok-is..dan untuk kalian para perempuan yakinkan diri bahwa:
You're so beautiful
So damn beautiful
Said you're so beautiful
So damn beautiful
You're so beautiful
beautiful
beautiful
beautiful
You're so beautiful
beautiful
beautiful
beautiful
You're so beautiful
You're a symbol of what every beautiful woman should be

Tidak ada komentar:

Posting Komentar