Entri Populer

Selasa, 19 Juli 2011

Menuju (spiritual company) Perusahaan yang “Berjiwa”



Pada saat sekarang ini pembahasan mengenai spiritualitas sudah merebak, dimana spiritualitas tidak lagi di artikan sempit dan menjadi bahasan monoton yang selalu di kait-kaitkan dengan masalah“agama”, melainkan spiritualitas lebih di artikan umum karena spiritualitas adalah milik semua orang. Sehingga tidak mengherankan jika di toko-toko buku kita akan banyak menjumpai buku bertema spiritualitas yang menyangkut permasalahan hidup sehari-hari. Baik dari segi individual maupun sosial. 
Spiritualitas secara bahasa berasal dari bahas latin “spiritus” yang berarti “nafas kehidupan”, dan mengenai pengertian ilmiahnya para ahli barat yang khusus membahas mengenai spiritualitas mempunyai persamaan pandangan dalam mengartikannya sebagai pencarian manusia diluar realitas fisik dan pencarian akan arti serta inti kehidupan. Oleh karena itu spiritualitas akan mendorong seseorang untuk mencari pengetahuan, cinta, harapan, hubungan, kedamaian dan kebersamaan, sehingga spiritualitas memberikan pada seseorang tersebut kemampuan untuk kreatif, tumbuh dan mengembangkan sesuatu.
 Peran penting spiritualitas ini (memberikan kemampuan pada seseorang untuk kreatif, tumbuh dan mampu mengembangkan sesuatu) sekarang tidak hanya di sadari oleh para “rohaniwan/wati’ karena spiritualitas sekarang tidak hanya menarik untuk di bicarakan oleh kalangan “agama” saja, melainkan juga oleh kalangan pebisnis. Hal ini terbukti dengan semakin merebaknya buku-buku bisnis yang bernuansa spiritual dan buku-buku spiritual yang membahas mengenai bisnis atau suatu bagian dari perusahaan. Salah satu contoh buku terbitan luar dan dalam negri yang membahas spiritual dengan perusahaan adalah buku “corporate mystic”, “Leadership dan the new science: Learning about organization from an orderly universe” dan “syariah marketing”.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Hermawan Kertajaya dalam pengatar buku Hermawan Kertajaya On Marketing bahwa sekarang adalah jamannya spiritualitas, mungkin hal tersebutlah yang menyebabkannya “duet” menerbitkan buku “Syariah Marketing”. Bahkan para ahli barat yaitu Mitroff and Denton dalam jurnalnya pada tahun 1999 sudah membeberkan terjadinya pergeseran dari paradigma lama ke paradigma baru dalam organisasi yang menyatakan bahwa perusahaan perlu berevolusi dari “values based companies”(perusahaan berdasakan nilai) menuju “Spiritualities based organization” (organisasi berdasarkan spiritual). Hal tersebut membuktikan bahwa spiritualitas mendapatkan perhatian dalam dunia kerja yakni di dalam suatu  perusahaan, bahkan yang lebih mengerikan adalah perusahaan “harus” menaruh perhatian yang serius terhadap spiritualitas jika tidak ingin perusahaan mereka kebablasan dan merugi.

Sehingga perusahaan-perusahaan besar seperti Proctor and Gamble (P&G), Motorola, Walmart, Xerox dan lainnya menaruh perhatian terhadap spiritualitas di perusahaan mereka dengan cara menyatukan antara tujuan dari pekerja dengan tujuan perusahaan. Dimana perusahaan besar tersebut mencari “inner voice” dari bisnis mereka dan menghubungkannya dengan jiwa dan kreatifitas karyawan mereka karena akan memberikan karyawan tersebut energi untuk melakukan sesuatu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar