Entri Populer

Senin, 25 Juli 2011

Tentang luka, bohong dan cinta

Kali ini kita membahas mengenai luka dan bohong dan cinta. Luka biasanya dirasakan oleh seseorang jika dia merasakan kesakitan, pokoknya terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan bagi diri kita itulah luka. Dan bohong, sebagai terjemahan bebasnya adalah tidak jujur, tidak mengatakan yang sebenarnya, menyembunyikan sesuatu, atau simpelnya adalah lain di kata lain kenyataannya.
Yang menarik adalah ternyata luka dan bohong biasanya berjalan selaras dengan cinta. Yup, bahasan kali ini mencoba untuk mencari hubungan yang terjadi antara luka, bohong dan cinta. Apakah luka, bohong dan cinta itu adalah sebuah keniscayaan yang selalu “pasti” ada di setiap cinta?atau dia (luka dan bohong) itu hanyalah “anak haram” dari cinta? Dan apa pula akibat dari luka dan bohong itu bagi cinta.
Bahasan pertama adalah apakah luka dan bohong selalu ada bersama sejarah cinta? Saya rasa tidak, sebab awal dari cinta menurut saya adalah “ketersendirian dan keterpesonaan”. Kenapa? Karena bapak dari semua manusia (Adam) pada awalnya adalah sendiri dan akhirnya di ciptakanlah oleh Sang Maha Pencipta ibu dari manusia (hawa) yang menimbulkan keterpesonaan Adam saat pertama kali melihatnya yang akhirnya mengucapkan rasa terima kasih pada Sang Pencipta.
Jadi awalnya cinta itu sendiri, lalu kemudian setelah adam dan hawa “keluar” dari sorga maka sejarah cinta mulai di catat dengan tinta hitam. Apa sebab? Karena anak dari adam dan hawa melakukan pembunuhan karena cinta. Itulah kisah yang terjadi pada habil dan khabil. Cinta yang terjadi karena “luka” bahwa dia lebih berhak dari pada saudaranya. Hal ini terjadi karena dia merasa hatinya sudah tidak sanggup lagi untuk menanggung luka cinta tersebut.
Hati yang menanggung kepedihan. Begitulah akhirnya cinta di gambarkan sebagai bunga mawar berduri, bunga indah memikat dan semerbak yang menarik siapa saja, namun untuk mendapatkannnya harus dengan luka. Hingga adalah istilah “Love is like a flower, Holds a lot of ran” (cinta ibaratkan bunga, yang menyimpan banyak kedengkian) atau “Love is like a flame, it burns you when it’s hot” (cinta ibarat api, yang membakar diri).
Dan berdampingan dengan luka ternyata bohong juga menjadi “catatan” tersendiri dalam cinta. Ada yang bilang “cinta tak pernah berdusta” ada yang bilang “ku cinta caramu mempermainkan ku”. Hal ini berarti bohong bukanlah bagian dari cinta. Karena, cinta tak kan pernah berdusta, jika berdusta atau berbohong bukan cinta lah namanya, mungkin “suka, sayang, atau kata-kata indah lainnya”. Mungkin.
Bohong dalam cinta memang tidak ada, sebab ia akan cepat terasa seperti minum teh atau kopi yang kita tahu langsung apakan minuman itu terlalu manis atau tidaknya. Atau dalam bahasa kerennya adalah “I Can't Tell You What It Really Is, I Can Only Tell You What It Feels Like” (Aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya padamu, yang ku bisa hanya mengatakan bagaimana rasanya) dan akibat bohong bagi cinta? Mungkin lirik dari “I love the way you Lie” paling cocok untuk mengambarkannya “You Ever Love Somebody So Much, You Could Barely Breathe When You With 'em? You Meet, And Neither One Of You Even Know It Hit 'em, Got That Warm Fuzzy Feeling, Yeah, Them Chills, Used To Get 'em, Now You're Gettin' Fuckin' Sick Of Lookin' At 'em. You Swore You'd Never Hit 'em, Never Do Nothing To Hurt 'em, Now You're In Each Others Face Spewing Venom In Your Words When You Spit 'em, You Push, Pull Each Others Hair, Scratch, Claw, Bit 'em, Throw 'em Down, Pin 'em, So Lost In The Moments When You're In 'em”.
Dari pemaparan diatas dapat di katakan bahwa luka dan bohong menghasilkan sesuatu yang buruk pada cinta, namun entah kenapa pula banyak orang yang “merelakan” dirinya untuk terluka dan terbohongi demi cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar