Entri Populer

Senin, 25 Juli 2011

Tentang motivasi

Setiap kita tentu pernah merasakan suatu keinginan yang kuat akan sesuatu? Kalaupun anda belum, saya sudah pernah. Sangat kuat malah. Dan kalau sudah, ya, bersyukurlah anda. Bersyukur karena anda adalah salah seorang yang bisa mengubah dunia ini. 
Keinginan yang kuat, yang terus saja membuncah,meletup-letup dan  tak muat rasanya di simpan di badan yang hanya sebatang, apalagi di simpan di bilik memori. Tak muat dia, sehingga selalu mencari “ulah” untuk dapat keluar, paling tidak terlaksana sedikit dari apa yang di inginkan tadi. Sedikit saja rasanya cukup. Sudah rileks sedikit dan merasa agak terpuaskan. Hanya itu.
Maslow seperti yang kita tahu mengambarkan hal keyakinan motivasi sebagai kebutuhan-kebutuhan  yang harus dipenuhi secara bertingkat sesuai dengan perkembangan psikologis dan umur manusia itu sendiri. Kalau Maslow membagi lima (5) kebutuhan tersebut menjadi kebutuhan fisik, rasa aman, kasih sayang, penghargaan dan aktualisasi. Dimana menurut Maslow, manusia pada umumnya akan memenuhi kebutuhan fisiknya terlebih dahulu seperti: makan, minum, pakaian dan kebutuhan biologis lainnya, pokoknya yang berkaitan dengan fisik manusia itu sendiri. Lalu setelah merasakan kebutuhan akan fisiknya terpenuhi maka dia akan meningkatkan kebutuhan tersebut menjadi rasa aman. Sesuatu yang membuat dia merasa aman dan nyaman dari lingkungannya seperti kebutuhan akan rumah yang dapat melindunginya dari hujan dan panas, pokoknya hal ini berkaitan dengan kebutuhan akan rasa keamanan yang membuat dia merasa terlindungi dari “kejahatan” yang berada di sekitarnya.
Pada tingkatan selanjutnya manusia tersebut akan meningkatkan kebutuhannya untuk rasa kasih sayang. Nah, rasa kasih sayang ini berkaitan dengan orang lain selain dirinya, Dia akan meminta untuk lebih “diperhatikan” agar diberikan rasa kasih sayang yang lagi-lagi “lebih’ dari orang sekitarnya. Dia akan berusaha untuk “menciptakan” rasa kasih sayang pada dirinya yang akan di dapat dari pacar, keluarga, teman, dan masyarakat. Lalu jika ini sudah terpenuhi maka dia akan membutuhkan penghargaan. Penghargaan dalam bentuk prestise, nama baik, status, jabatan, harkat martabat, rasa dipercaya dan bentuk lainnya yang merupakan wujut penghargaan pada seseorang. Dan, jikalau hal ini juga sudah terpenuhi maka dia akan memenuhi kebutuhannya akan aktualisasi diri. Aktualisasi diri atau penuangan kemampuannya dalam berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, kemampuan, kesenian, keterampilan dan lainnya yang merupakan media untuk penuangan segala kemampuannya.
Nah, apa benar seperti yang di katakan oleh Maslow bahwa lima (5) hal tersebutlah yang di tuju oleh manusia?artinya manusia selalu termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya yang lima tersebut?teori maslow ini sudah banyak dan di “pakai” dimana-mana untuk menggambarkan motivasi manusia, dan merupakan sebuah bahan teori baku dalam menganalisa motivasi manusia.
Jikalau menurut pendapat saya, yang tidak membantah teori maslow atau teori motivasi lainnya yang sudah sangat ilmiah, motivasi manusia yang terbesar adalah adanya “hasrat/keinginan/keyakinan/kesadaran/energi” untuk “berubah” menjadi “lebih baik”. Lebih baik untuk siapa? Tentu saja untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, Negara dan dunia.
Kenapa harus menjadi lebih baik? sebab hasil akhir dari motivasi bisa saja menjadi baik dan buruk. Kalau hasil akhir dari motivasi tersebut baik semua, maka pemantauan akan Sehingga untuk mengarahkan hasil motivasi tersebut menjadi sesuatu yang baik maka diperlukan pemberian tekanan dalam bentuk yang positif dan negative sehingga menimbulkan hasrat/keinginan/keyakinan/kesadaran/energy bagi orang tersebut. Walaupun dalam hal ini hasil akhir yang di minta dari proses tekanan tersebut adalah “sesuatu yang lebih baik”. Atau dalam bahasa simplenya adalahSebab, hasrat/keinginan/keyakinan/kesadaran/energi yang negative biasanya akan membawa kearah kesengsaraan. Bisa di dunia, bisa di akhirat. Kesengsaraannya bisa jadi dalam berbagai bentuk kejadian yang bisa terjadi dimana saja, dan kapan saja, bisa cepat bisa lambat. Oleh karena itu saya tidak mengkategorikannya sebagai motivasi. Motivasi menurut saya haruslah mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Baik mulai dari niat/keyakinannya sampai dengan hasil yang terbentuk dari motivasi tersebut. Sedangkan sesuatu yang bernilai negative menurut saya bukanlah motivasi sebab hal tersebut adalah “racun” bagi manusia itu sendiri.
Walaupun dalam kajian ilmiah salah satu bentuk dari motivasi adalah motivasi negatif yang di lakukan dengan hal-hal yang memberatkan 
Karena itu saya setuju dengan pendapat French & Rafen tentang motivasi yang dikutip oleh Stoner, Freeman & Gilbert (1995) dimana menurut mereka“Motivation is the set of forces that cause people to behave in certain ways” (motivasi adalah sekumpulan tekanan yang memaksa seseorang untuk bertindak). 
 dan bedanya saya? Saya tidak membagi keinginan saya sesuai kebutuhan maslow itu. Tapi menurut saya keinginan itu jauh lebih tinggi dari kebutuhan yang di katakan oleh maslow diatas. Sebab masih menurut saya keinginan itu adalah sebuah visi. Sesuatu tujuan yang “mendesak” untuk di penuhi dan jikalau tidak dia akan terus “ternayang-bayang”.Mungkin cara pandang kami (maslow dan saya) yang beda terhadap kebutuhan dan keinginan. Kenapa?karena kalau menurut saya keinginan itu melampaui yang namanya kebutuhan.

Jikalau di ukur secara akademis mungkin banyak yang tidak setuju dengan pendapat saya, karena tidak ilmiah dan hanya berlandaskan pengalaman.

1 komentar:

  1. pengalaman adalah guru yang paling berharga..
    dari pengalaman bisa melahirkan ide2 untuk menciptakan sebuah teori

    BalasHapus